Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tari Jaipong Tarian Masyarakat Sunda Jawa Barat

tari jaipong
tari jaipong
foto wikipedia
Pengertian Tari Jaipong Tarian Dari Sunda Jawa Barat. Kesenian Jaipongan merupakan tarian jenis tari pergaulan tradisional masyarakat Sunda. Tari ini merupakan salah satu tarian yang sangat populer di Indonesia. Tari ini diciptakan oleh Gugum Gumbira, seorang seniman asal bandung sekitar tahun 1960-an. Tujuan Gugum menciptakan tarian ini untuk menciptakan suatu jenis musik dan tarian pergaulan yang digali dari kekayaan seni tradisi Jawa Barat. Tari jaipongan dikembangkan berdasarkan kesenian rakyat sebelumnya, seperti Ketuk Tilu, Kliningan, serta Ronggeng.

Tari Jaipong Merupakan Tari Pergaulan yang Berasal Dari Jawa Barat

Inspirasi pengembangan kesenian jaipongan oleh Gumbira yaitu pada kesenian Ketuk Tilu. Gumbira mengetahui dan mengenal betul perbendaharan pola-pola gerak tari tradisi yang ada pada Kliningan/Bajidoran atau Ketuk Tilu. Gerak-gerak bukaan, pencugan, nibakeundan beberapa ragam gerak mincid dari beberapa kesenian menjadi inspirasi tari jaipongan. Beberapa gerak-gerak dasar tari Jaipongan selain dari Ketuk Tilu, Ibing Bajidor serta Topeng Banjet adalah Tayuban dan Pencak Silat.

Ada beberapa pengaruh yang melatarbelakangi terbentuknya tari ini. Di kawasan perkotaan Priangan misalnya, pada masyarakat elite, tari pergaulan dipengaruhi dansa Ball Room dari Barat. Sementara pada kesenian rakyat, tari pergaulan dipengaruhi tradisi lokal. Pertunjukan tari-tari pergaulan tradisional tak lepas dari keberadaan ronggeng dan pamogoran.

Tarian ini mulai dikenal luas sejak 1970-an. Kemunculan tarian karya Gugum Gumbira pada awalnya disebut Ketuk Tilu perkembangan, yang memang karena dasar tarian itu merupakan pengembangan dari Ketuk Tilu. Karya pertama Gugum Gumbira masih sangat kental dengan warna ibing Ketuk Tilu, baik dari segi koreografi maupun iringannya, yang kemudian tarian itu menjadi populer dengan sebutan jaipongan.



Perkembangan



Karya Jaipongan pertama yang mulai dikenal oleh masyarakat adalah tari "Daun Pulus Keser Bojong" dan "Rendeng Bojong" yang keduanya merupakan jenis tari putri dan tari berpasangan (putra dan putri). Dari tarian itu muncul beberapa nama penari Jaipongan yang handal seperti Tati Saleh, Yeti Mamat, Eli Somali, dan Pepen Dedi Kurniadi.

Awal kemunculan tarian ini sempat menjadi kontroversi karena gerakan yang erotis dan vulgar. Namun akhirnya tari ini menjadi populer di Indonesia, khususnya di jawa barat. Kehadiran Jaipongan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap para penggiat seni tari untuk lebih aktif lagi menggali jenis tarian rakyat yang sebelumnya kurang perhatian. Dengan munculnya tari Jaipongan, dimanfaatkan oleh para penggiat seni tari untuk menyelenggarakan kursus-kursus tari Jaipongan, dimanfaatkan pula oleh pengusaha pub-pub malam sebagai pemikat tamu undangan, dimana perkembangan lebih lanjut peluang usaha semacam ini dibentuk oleh para penggiat tari sebagai usaha pemberdayaan ekonomi dengan nama Sanggar Tari atau grup-grup di beberapa daerah wilayah Jawa Barat, misalnya di Subang dengan Jaipongan gaya "kaleran" (utara).

Ciri khas Jaipongan gaya kaleran, yakni keceriaan, erotis, humoris, semangat, spontanitas, dan kesederhanaan (alami, apa adanya). Hal itu tercermin dalam pola penyajian tari pada pertunjukannya, ada yang diberi pola (Ibing Pola) seperti pada seni Jaipongan yang ada di Bandung, juga ada pula tarian yang tidak dipola (Ibing Saka), misalnya pada seni Jaipongan Subang dan Karawang. Istilah ini dapat kita temui pada Jaipongan gaya kaleran, terutama di daerah Subang. Dalam penyajiannya, Jaipongan gaya kaleran ini, sebagai berikut:
  1. Tatalu
  2. Kembang Gadung
  3. Buah Kawung Gopar
  4. Tari Pembukaan (Ibing Pola), biasanya dibawakan oleh penari tunggal atau Sinden Tatandakan (serang sinden tapi tidak bisa nyanyi melainkan menarikan lagu sinden/juru kawih)
  5. Jeblokan dan Jabanan, merupakan bagian pertunjukan ketika para penonton (bajidor) sawer uang (jabanan) sambil salam tempel. Istilah jeblokan diartikan sebagai pasangan yang menetap antara sinden dan penonton (bajidor).
sumber referensi :


http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Jaipong

Post a Comment for "Tari Jaipong Tarian Masyarakat Sunda Jawa Barat"