Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tari Bambang Cakil Tarian Daerah Jawa Tengah

Tari Bambang Cakil Tarian Daerah Jawa Tengah. Tari Bambangan Cakil merupakan salah satu tari klasik yang berasal dari Jawa Tengah. Tari ini sebenarnya diadopsi dari adegan Perang Kembang yang merupakan adegan dalam pementasan wayang kulit.

Setiap tarian mempunyai cerita tersendiri, sama halnya dengan tari bambang cakil ini. Tari ini menceritakan perang antara kesatria melawan raksasa. Maksudnya adalah Kesatria adalah tokoh yang melambangkan kebenaran dan bersifat halus dan lemah lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan beringas.

Di dalam pementasan wayang kulit, adegan perang kembang ini biasanya keluar tengah-tengah atau di Pathet Sanga. Perang antara Kesatria (Bambangan) melawan raksasa ini sangat atraktif, dalam adegan ini juga bisa digunakan sebagai tempat penilaian seorang dalang dalam menggerakkan wayang.

Pengertian Cakil

Cakil adalah sosok raksasa yang berperawakan kecil, geraknya lincah, bergigi taring panjang di bibir bawah hingga melewati bibir atas. Karena termasuk dalam tokohsrambahan, maka Cakil tidak mempunyai nama tetap.  Misalnya Cakil dari kahyangan /kerajaan Sentra Gandamayit bernama Ditya Niramaya, sedang Cakil dari Alengkabernama Ditya Kalamarica dan Ditya Janggrisrana. Selain itu Cakil juga punya sebutan lain, yaitu : Ditya Gendirpenjalin, Gendringcaluring, Klanthangmisis dan Kalapraceka. Cakil bersuara kecil melengking dengan gaya bicara yang cepat.




Cakil mempunyai candra sengkala yaitu rumusan kata-kata yang melambangkan angka tahun.”Tangan yaksa satataning janma” yang artinya raksasa layaknya tangan manusia. Kata-kata tersebut mengandung watak bilangan sebagai berikut : tangan = 2,yaksa = 5, satataning = 5, jalma = 1. Maka jika dibaca dari belakang akan menunjukkan angka 1552 tahun Jawa atau 1630  Masehi. Tahun tersebut merupakan tahun diciptakannya tokoh Cakil.

Dalam pewayangan, Cakil mempunyai tugas sebagai penjaga tapal batas suatu wilayah. Siapapun yang lewat pasti dihadang dan terjadi peperangan, sehingga Cakil masuk dalam kategori buto begal. Sampai ada adegan atau tari pethilan (berdiri sendiri) Bambang Cakil (perang Cakil dengan Arjuna) atau tari  Srikandi Cakil. Dalam perang kembang, ada kalanya Cakil tidak sendiri. Ia ditemani tiga raksasa, hal ini merupakan simbolisasi nafsu-nafsu manusia. Yaitu nafsu amarah (emosi), aluamah (berani), supiah (kemewahan duniawi) dan mutmainah (religi). Cakil juga diartikan sebagai tokoh yang gigih dan mempunyai loyalitas dan dedikasi terhadap tugas yang diembannya, hanya saja Cakil selalu mati oleh pusaka/kerisnya sendiri.

Tarian ini bermakna bahwa segala bentuk kejahatan, keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.

Sumber referensi :

http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Bambangan_Cakil
http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/08/senjata-makan-tuan-507497.html

Post a Comment for "Tari Bambang Cakil Tarian Daerah Jawa Tengah"