Tari Pakarena Tarian Daerah Makassar Sulawesi Selatan
Tari Pakarena Photo : wikipedia |
Tari pakarena yang berasal dari selayar disebut sebagai Tari Pakarena Gantarang. Ini karena tarian tersebut berasal dari perkampungan yang dahulunya merupakan pusat kerajaan di Pulau Selayar Gantarang Lalang Bata. Tarian ini dimainkan oleh kurang lebih empat orang penari perempuan. Ditampilkan pertama kali pada abad ke 17 tepatnya tahun 1903 ketika Pangali Patta Raja dinobatkan sebagai Raja di Gantarang Lalang Bata.
Penari Pakarena, begitu lembut mengerakan anggota tubuhnya.
Sebuah cerminan wanita Sulawesi Selatan. Sementara iringan tetabuhan yang
disebut Gandrang Pakarena, seolah mengalir sendiri. Hentakannya yang
bergemuruh, selintas tak seiring dengan gerakan penari. Gandrang Pakarena,
adalah tampilan kaum pria Sulawesi Selatan yang keras.
Tarian Pakarena dan musik pengiringnya bak angin kencang dan
gelombang badai. Terang musik Gandrang Pakarena bukan hanya sekedar pengiring
tarian. Ia juga sebagai penghibur bagi penonton. Suara hentakan lewat empat
Gandrang atau gendang yang ditabuh bertalu-talu ditimpahi tiupan tuip-tuip atau
seruling, para pasrak atau bambu belah dan gong, begitu mengoda .
Sejarah Tari
Tidak ada data yang menyebutkan sejak kapan tarian ini ada
dan siapa yang menciptakan Tari Pakarena Gantarang ini namun
masyarakat meyakini bahwa Tari Pakarena Gantarang berkaitan dengan kemunculan
Tumanurung. Tumanurung merupakan bidadari yang turun dari langit untuk untuk
memberikan petunjuk kepada manusia di bumi. Petunjuk yang diberikan tersebut
berupa symbol – simbol berupa gerakan kemudian di kenal sebagai Tari Pakarena
Gantarang.
Hal senada juga dituturkan oleh salah seorang pemain Tari
Pakarena Makassar Munasih Nadjamuddin. Beliau mengatakan bahwa Tari Pakarena
berawal dari kisah perpisahan penghuni botting langi (Negeri Kayangan) dengan
penghuni lino (bumi) pada zaman dahulu. Sebelum berpisah, botting langi
mengajarkan kepada penghuni lino mengenai tata cara hidup, bercocok tanam
hingga cara berburu lewat gerakan-gerakan tangan, badan dan kaki. Gerakan
inilah yang kemudian menjadi tarian ritual ketika penduduk di bumi menyampaikan
rasa syukur pada penghuni langit.
Gerak Tari
Gerakan dari tarian pakarena sangat artistik dan sarat
makna, halus bahkan sangat sulit dibedakan satu dengan yang lainnya. Tarian ini
terbagi dalam 12 bagian. Setiap gerakan memiliki makna khusus. Posisi duduk,
menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena. Gerakan berputar mengikuti
arah jarum jam, menunjukkan siklus kehidupan manusia. Sementara gerakan naik
turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan.
Aturan tata cara gerak tari adalah :
- Seorang penari Pakarena tidak diperkenankan membuka matanya terlalu lebar.
- Gerakan kaki tidak boleh diangkat terlalu tinggi. Hal ini berlaku sepanjang tarian berlangsung yang memakan waktu sekitar dua jam.
Alat Musik Pengiring
Tari
Tari Pakarena Gantarang diiringi alat musik berupa :
- Gendang
- Kannong-kannong
- Gong
- Kancing dan,
- Pui-pui
Biasanya selain jenis pukulan untuk menjadi tanda irama
musik bagi pemain lainnya, seorang penabuh Gandrang juga mengerakan tubuh
terutama kepalanya. Ada dua jenis pukulan yang dikenal dalam petabuhan Gandrang
yaitu :
- Pukulan Gundrung yaitu pukulan Gandrang dengan menggunakan stik atau bambawa yang terbuat dari tanduk kerbau.
- Pukulan tumbu yang dipukul hanya dengan tangan.
Kostum yang digunakan penarinya adalah, baju pahang (tenunan
tangan), lipa’ sa’be (sarung sutra khas Sulawesi Selatan), dan
perhiasan-perhiasan khas Kabupaten Selayar.
Tari ini pernah mewakili Sulawesi Selatan dan Indonesia pada
tahun 2007 dalam acara Jembatan Budaya 2007 Indonesia–Malaysia di Kuala Lumpur
Convention Centre (KLCC).
Sumber referensi :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tari_Pakarena diakses tanggal 22 agustus 2014
http://visitsulawesi.info/index.php?option=com_content&view=article&id=49:tari-pakkarena&catid=38:seni&Itemid=61 diakses tanggal 22 agustus 2014
Post a Comment for "Tari Pakarena Tarian Daerah Makassar Sulawesi Selatan"